

Ketua Dewan Pembina
Nanang Untung
Nanang adalah Alumni dari Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Kimia. Ia lulus dari ITB pada tahun 1982 dan berkarir pada pembangunan dan pengoperasian Kilang LNG. Nanang mulai bekerja di PT Arun NGL pada tahun 1982, sampai menjadi Senior VP Gas Pertamina yang pertama, dari tahun 2011 sd 2012. Ia kemudian menjadi CEO PT Badak NGL sejak tahun 2012 sd 2014. Kemudian memimpin perusahaan jasa, sebagai CEO PT Patra Badak Arun Solusi (PBAS). PBAS adalah sebuah perusahaan jasa Operation & Maintenance untuk Kilang LNG dari tahun 2014 sd 2017. Pada tahun 2019, Menteri ESDM Arifin Tasrif, mengangkatnya menjadi Tenaga Ahli Menteri untuk Bidang Integrasi, Koordinasi, dan interface Minyak dan Gas Bumi pada Kementerian ESDM. Kemudian pada tahun 2020, Nanang ditugaskan menjadi Komisaris PT Pertamina Hulu Energi (PHE)
Ketua Umum
Dr Sripeni Inten Cahyani
Inten meraih gelar Sarjana Teknik Kimia dari Universitas Diponegoro pada tahun 1992. ia kemudian melanjutkan S2 Manajemen Keuangan di STM PPM Jakarta tahun 2001 dan menyelesaikan gelar Doktor Ilmu Ekonomi bidang Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti tahun 2019. Inten berkarir panjang di Industri Ketenagalistrikan, di PT PLN (Persero) dan PT Indonesia Power. Inten sempat menjabat Direktur Utama PT Indonesia Power, Direktur Pengadaan Strategis 1 PT PLN, dan juga Direktur Utama PT PLN. Dengan pengalaman yang dimilikinya, Inten diberikan kepercayaan untuk menjadi Tenaga Ahli Menteri ESDM pada 25 Agustus 2020, pada Bidang Ketenagalistrikan. Lalu kemudian ditugaskan untuk menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Kujang.




Sekretaris Jenderal
Arief Koeswanto
Arief lulus pada tahun 2004 dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya pada Jurusan Teknik Kimia. Ia kemudian melanjutkan kuliah untuk Program Master di National Taiwan University of Science and Technology. Arief memperoleh gelar S-2 pada tahun 2007. Ia adalah seorang ahli Bioteknologi, dengan keahlian Plant Cell Culture, Fermentation, dan juga Biopharmaceuticals. Arief memegang peranan penting dalam peningkatan fasilitas produksi hilir Vaksin Merah Putih, selama pandemi COVID-19. Arief juga sempat memimpin tim Biotis, untuk memperoleh sertifikat Current Good Manufacturing Practice (cGMP), dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Proyek Bioteknologi lainnya yang ia tangani, misalnya adalah pengembangan sistem transfer vaksin hewan, Erythropoietin/EPO, dan kultur jaringan tanaman. Ia banyak membuat Start-Up company, misalnya PT Kreasi Teknik Unggul, dan PT Kurnia Cahaya Teknik

